Pahlawannya Allah
“Kamu bisa berumur pendek tetapi mati sebagai pahlawan, atau kamu bisa berumur panjang tetapi perlahan-lahan kamu berubah menjadi jahat."
Sekilas, dua pilihan dari kalimat di atas sangat tidak menyenangkan. Umur pendek atau berubah menjadi jahat. Namun, apabila direnungkan lebih dalam, pilihan nomor satu yaitu mati sebagai pahlawan walau berumur pendek adalah sebuah pilihan yang lebih baik. Idealnya, ada pilihan nomor tiga. Berumur panjang namun tetap mati sebagai pahlawan. Kalau Tuhan Yesus mengijinkan, saya lebih memilih pilihan yang nomor tiga hehehe... (pokoknya jangan sampai nomor dua)
Mati sebagai pahlawan berbicara mengenai menyelesaikan tugas yang Allah berikan pada semua anak-anak Allah ketika kita masih berada di dunia ini. Saya ditemukan, diselamatkan, dan diperbaharui oleh Tuhan Yesus untuk kemudian dibawa untuk melakukan kehendak Allah di dunia ini. Ada sebuah tujuan/ pekerjaan surgawi bagi saya selama berada di dunia ini. Tujuan itu bukan tidak bukan lain adalah melakukan Amanat Agung.
“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” (Yohanes 17:4)
Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus dalam doa-Nya, jalan untuk mempermuliakan Allah adalah dengan menyelesaikan pekerjaan yang Allah berikan pada saya. Nah, saya mau fokus pada kata “menyelesaikan”. Bukan perkara yang mudah untuk menyelesaikan pekerjaan yang Allah berikan. Kalau saya mengandalkan kekuatan dan pengalaman sendiri, ada resiko yang sangat besar bagi saya untuk menggagalkannya. Ada banyak Goliath yang berusaha menghadang saya untuk menjadi seorang finisher (penyelesai). Saya butuh Penolong yang sangat kuat untuk bisa mengalahkan para Goliath dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sudah Allah berikan pada saya.
Penolong yang sangat kuat itu bernama Roh Kudus.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,” (Yohanes 14:16)
Satu hal yang pasti dari apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di atas adalah saya TIDAK PERNAH sendiri dalam mengerjakan pekerjaan Allah. Hal yang sederhana ini jangan sampai saya lupakan ketika saya mulai gentar ketika berhadapan dengan para Goliath yang ganas. Saya perlu penyertaan Roh Kudus senantiasa. Untuk itu saya harus sadar akan kehadiran-Nya, saya harus peka terhadap bisikan lembut-Nya, saya harus taat akan tuntunan-Nya, dan saya harus percaya akan kuasa dahsyat-Nya. Roh Kudus adalah kunci utama untuk menjadi seorang finisher.
Saya membayangkan, para finisher sebelum saya pasti disambut bak pahlawan ketika mereka memasuki kerajaan Surga. Siapa yang tidak mau menyandang status sebagai pahlawannya Allah? Siapa yang tidak mau menerima mahkota dari Allah di Kerajaan Surga? Siapa yang tidak mau melihat ekspresi Allah Bapa yang bangga pada kita karena kita telah menyelesaikan pekerjaan yang Dia berikan pada kita? Saya mau! Bagaimana dengan Anda? (jak)
